100 PERMAINAN UNTUK TRAINING
Kita pasti pernah melihat bahkan
mungkin berpartisipasi dalam berbagai bentuk games (permainan) pelatihan,
simulasi, bermain peran, asah otak, studi kasus, dan kegiatan lain yang
sejenis. Meskipun kita mengetahui kegiatan tersebut bukan berarti kita dapat
menggunakannya kapan saja kita mau.
Fungsi kegiatan ini mendorong peserta
untuk menemukan hasil, bukan cuma memperoleh segala macam teori tanpa
mencobanya. Sebagian besar perusahaan penerbangan di dunia, pabrik manufaktur,
perusahaan SDM, lembaga kemiliteran, perusahaan kecil dan besar, organisasi
pemerintah maupun swasta sekarang menggunakan format ini untuk latihan yang
terstruktur. Tujuan akhirnya selalu berupa perbaikan pembelajaran.
Trainer dari Australia agar berbeda dari
kebanyakan trainer di belahan dunia lain dalam cara mereka melatih orang
dewasa. Karena alasan ini Saya telah memutskan untuk menyusun buku pedoman
tentang macam-macam games (permainan) dan osah otak, yang lama dan yang baru.
Saya tidak ingin mencap orang, tapi
harus saya katakan bahwa ciri-ciri trainer/fasilitator maupun audiens (peserta)
asal Australia
adalah mereka enggan menggunakan latihan yang terlalu ‘menyentuh perasaan’.
Kebanyakan trainer yang saya kenal
secara pribadi, tidak suka mengunakan latihan dimana pesertanya harus menatap
satu sama lain atau mulai saling berpelukan.
Apa yang umumnya diminati oleh trainer
dan peserta seperti ini mengenai bagian penting dari suatu informasi, adalah
pengalaman yang terstrukturisasi yang dapat mereka terapkan, dimana tidak
seorangpun merasa terancam atau harus menyentuh orang yang tidak mereka kenal.
Kriteria penting lain yang disetujui oleh hampir semua orang yaitu pengalaman
harus relevan dengan topik pelatihan atau kebutuhan yang diinginkan peserta.
Seluruh fasilitator yang menggunakan
latihan terstruktur harus sadar bahwa ada hal-hal lain yang akan muncul dalam
pelaksanaan games yang biasanya tidak akan muncul jika menggunakan metode atau
instruksi lain.
Games, simulasi, bermain peran, asah otak,
studi kasus dan kegiatan lain yang sejenis telah dipergunakan secara sukses
dalam bermacam-macam situasi pelatihan selama berabad-abad oleh sejumlah
trainer yang jumlahnya tak terhingga. Sebenarnya, kita dapat menelusuri
penggunaan games dan simulasi sejak ribuan tahun yang lampau. Catur adalah
salah satu contohnya.
Bagi kebanyakan orang, games, simulasi
dan bermain peran merupakan bagian dari proses pengembangan diri. Di masa awal
sekolah, kita ingat pernah memainkan permainan, seperti kelereng atau petak
umpet. Kini diakui bahwa permainan tersebut bukan hanya menyenangkan, tapi juga
dapat mempersiapkan anak untuk masuk ke dalam sistem sosial masyarakat. Jika
ada di antara Anda yang mengambil jurusan Ekonomi Rumah Tangga, Pertakangan
Kayu atau Logam, Anda mungkin akan menyebutnya simulasi lingkungan kerja
sebenarnya. Sebagian dari kita juga mungkin ingat pernah membawakan peran dalam
suatu permainan ‘Ibu dan Ayah’—bentuk lain dari bermain peran.
Untuk situasi pelatihan, kita harus
benar-benar selektif dalam menggunakan dan mengalokasikan waktu untuk metode
dan instruksi ini. Orang bisa menjadi bosa kalau melakukan hal yang sama
terus-menerus, bahkan meskipun melakukan ‘pengalaman mind-blowing’ pertama selama beberapa kali. Jika Anda berniat
menggunakan metode ini secara efektif, rencanakanlah dalam catatn sesi atau outline Anda.
Buku ini ditujukan untuk memberikan
informasi, contoh dan sumber yang cukup untuk trainer baru, dalam melaksanakan
fungsi mereka sebagai trainer orang dewasa. Buku ini sebagian besar terfokus
pada games dan asah otak, sementara bermain peran dan studi kasus harus
dirancang oleh masing-masing trainer untuk setiap aplikasi yang terpisah. Bagi
trainer baru, Saya sangat menyarankan bahwa Anda juga harus membaca buku
pedoman pelatihan Saya yang berjudul Basic
Training for Trainers (McGraw-Hill Book Company Australia, 1990).
Trainer di masa sekarang dapat dengan
mudah perg ke puat perbelanjaan dan membeli bermacam-macam games di seluruh
counter. Yang paling berharga, dapat dikatakan bahwa bahkan game anak kecil
yang paling sederhana pun dapat diterima di dalam pendidikan orang dewasa jika
diterapkan secara tepat.
Games pelatihan sekarang ditemukan pada hampir seluruh bagian dari
berbagai jenis pendidikan. Bagaimanapun juga, sangatlah penting bagi trainer
untuk menyadari bahwa sebuah game tidak hanya dimainkan karena orang lain
mengatakan ‘Harusnya kita memainkan suatu game sekarang’.
Pertama-tama 100 Training Games akan
membahas perbedaan akademik antara games, simulasi, asah otak, bermain peran
dan studi kasus. Buku ini juga akan menunjukkan kapan kita menggunakan games
pelatihan. Bab terbesar (dan terpenting) dari buku ini adalah kumpulan games
palatihan dan asah otak favorit orang Australia. Terakhir sebuah
bibliografi disertakan bagi trainer baru untuk digunakan sebagai sumber bahan
atau referensi lebih lanjut.
Perlu juga diketahui bahwa para trainer
dan fasilitator akhir-akhir ini cenderung menamakan kegiatan ini ‘pengalaman
terstruktur’ atau ‘latihan tersturktur’. Jadi, jika Anda mendengar kedua
istilah tersebut, Anda akan tahu bahwa istilah itu membicarakan hal yang sama.
Untuk kegiatan besar informasi yang termuat dalam buku ini Saya mengacu pada
sebagian besar games, simulasi, asah otak dan bermain peran sebagai latiha.
Bagi saya tidaklah penting istilah apapun yang digunakan selama trainer
mengetahui apa hasil yang diharapkan.
Sebagian besar latihan ditulis dalam
bentuk petunjuk, bukan dalam pandangan orang ketiga; walau demikian, jika
perlu, saya menganggap pimpinan sebagai fasilitator bukan sebagai trainer.
Dalam kebanyakan latihan terstruktur, sangatlah penting bagi pimpinan untuk
tidak menjadi figur yang dominan. Umumnya, jika Anda menggunakan istilah
fasilitator, hal ini akan menyebabkan peserta tahu bahwa mereka tidak akan diajar
oleh seorang trainer melainkan mereka mencari tahu sendiri melalui pengalaman.
Dengan latihan-latihan yang terdapat
dalam buku pedoman ini, Saya menyarankan para pembaca/pengguna menerapkan akal
seat untuk menggunakan fasilitas pembesaran fotocopy dalam pembuatan
transparansi OHP yang sesuai. Hal ini akan menghemat waktu presentasi dengan
mengurangi penulisan yang dibutuhkan. Kebijakan Saya tentang reproduksi materi
apapun dari buku pedoman ini didasarkan pada peningkatan jaringan kerja
interprofesional. Oleh karena itu materi yang terdapat dalam buku ini boleh
direproduksi secara bebas untuk tujuan pendidikan atau kegiatan pelatihan. Anda
tidak diminta untuk memperoleh izin khusus untuk hal yang demikian. Namun
disyaratkan bahwa pernyataan berikut harus ada dalam setiap copy yang dibuat:
Direproduksi
dari:
100
Training Games, Gary Kroehnert
McGraw-Hill
Book Company
Australia,
Sidney, Copyright 1991
Tidak ada komentar:
Posting Komentar